"KETIKA PEDAL SUDAH BERPUTAR SUSAH UNTUK BERHENTI"#Jadwal Gowes Maret 2013 : Tanggal 02,12,17,19,21,28 jadwal sewaktu-waktu dapat berubah dan akan di informasikan lewat e-mail groupwise dan SMS #Bagi yang mau gabung ikut gowes syaratnya gampang 1.Punya sepeda 2.punya tenaga 3.bersedia mengikuti rute yang telah di tentukan 4.Safety First (Min pakai Helm,sarung tangan,kacamata) #Ayo hemat BBM dan kurangi polusi with Bike To Work..GO GREEN!!! HOME || ABOUT || JEPRETAN|| VIDEOS || ROUTE || CONTACT || SERBA-SERBI GOWESS || GOWES EVENT

GO GREEN..Save The World with Bike...!!!

Jumat, 23 Maret 2012

Penyetelan Front Derailleur (FD)

Walaupun lebih sedikit jumlah giginya, tapi menurut saya melakukan penyetelan Front Derailleur (FD) lebih merepotkan dibandingkan dengan setting Rear Derailleur (RD). Tetapi agar tetap nyaman selama mengayuh sepeda, FD pun juga tetap harus dilakukan penyetelan.
Tak seperti pemasangan RD yang memiliki dudukan yang pasti, pemasangan FD walaupun pasti dipasang di seat tube, tapi ketinggian pemasangan memiliki pengaruh terhadap kelancaran pemindahan gigi di chainring. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penyetelan FD:
  1. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah derailleur cage (2 lempengan logam yang mengapit rantai dan digunakan untuk mengerakkan rantai  ke kiri dan kanan) posisinya harus sejajar dengan chainring. Untuk mengetahuinya lihat saja dari atas sadle posisi cage paling luar apakah sejajar dengan chainring terbesar. Kalau tidak sejajar kendurkan baut pengencangan dudukan FD kemudian putar FD ke kiri/ kanan agar sejajar chainring terbesar. Yang perlu diingat, saat baut dikencangkan posisi FD akan bergeser sesuai dengan tarikan baut. Jadi saat baut belum kencang berilah sedikit toleransi agar posisi FD dengan chainring tetap sejajar saat dikencangkan.
  2. Hal kedua sebelum mengencangkan baut dudukan FD, perhatikan juga ketinggian FD. Jarak antara derailleur cage dengan chainring terbesar kira-kira 1-2 mm, jangan terlalu jauh atau terlalu dekat. Kalau terlalu jauh akan menimbulkan masalah saat perpindahan dari gigi besar ke gigi lebih kecil. Sedangkan kalau terlau dekat dapat mengakibatkan FD bersentuhan dengan chainringterbesar. Atur 2 hal ini (ketinggian dan posisi sejajar) terlebih dahulu, kencangkan kembali baut pengencang dudukan FD.

    Atur jarak antara derailleur cage dengan chainring terbesar kira-kira 1-2mm
  3. Pindahkan RD ke gigi paling ringan, ya RD bukan FD. Putar crank perlahan dan perhatikan rantai yang ada di dalam derailleur cage. Perhatikan jarak rantai dengan cage bagian dalam. Usahakan sedekat mungkin dengan cage bagian dalam, tetapi jangan sampai rantai menggesek cage itu, kira-kira jaraknya 1 mm. Untuk mengatur hal ini putar baut pengontrol yang ada tanda huruf L (Low Gear Maximum Throw) pada 2 buah baut pengatur FD. Putar menggunakan obeng + (juga dengan obeng -). Putar ke kanan untuk menjauhkan cage dengan rantai, putar ke kiri untuk mendekatkan cagedengan rantai.

    Baut stopper H (high) & L (low) untuk membatasi pergerakan FD
  4. Putar crank dan pindahkan gigi FD ke gigi 2 (tengah) dengan menggunakan shifter. Kalau rantai tetap di gigi 1 berarti ketegangan kabel shifter harus lebih ditarik lagi. Atur ketegangan kabel FD dengan memutar pengatur yang ada di shifter. Putar ke kiri untuk menarik kabel shifteratau ke kanan untuk lebih mengendurkan kabel shifter.

    Micro adjuster untuk mengatur ketegangan kabel shifter
  5. Kalau sudah berhasil memindahkan rantai ke chainring tengah/ gigi 2, perhatikan juga jarak cage bagian dalam dengan rantai saat posisi gigi2. Usahakan sedekat mungkin dan tentu tanpa menimbulkan gesekan antara rantai dengan cage. Untuk mengatur jarak cagedengan rantai saat posisi gigi 2, putar pengatur ketegangan kabel shifter.

    Atur jarak rantai dengan cage bagian dalam, jangan samapai bersentuhan
  6. Pindahkan gigi RD (RD ya bukan FD) ke gigi yang paling berat (gigi dengan jumlah paling sedikit/ gigi sprocket paling kecil diameternya). Pindahkan pula gigi di crankset ke yang paling besar menggunakan shifter FD. Kalau tidak bisa pindah ke chainring terbesar, putar ke kiri baut pengontrol yang bertuliskan H (High Gear Maximum Throw). Kalau saat dipindahkan ke chainring terbesar rantai menjadi lepas, putar ke kanan untuk mencegah FD tertarik terlalu jauh.
  7. Atur jarak cagebagian luar dengan rantai dengan memutar baut pengontrol H. Jangan sampai bersentuhan.

    Perhatikan juga jarak rantai dengan cage bagian luar, jangan sampai bersentuhan
  8. Coba pindahkan FD ke gigi lebih rendah. Tidak berhasil? Kalau posisi FD sudah sejajar dengan chainring, berarti posisi FD ketinggian. Jarak derailleur cage dengan chainring terbesar terlalu jauh. Posisikan kembali FD ke gigi 1 dan turunkan ketinggian FD. Ingat jangan sampai FD mengenai chainring terbesar.
  9. Tes penyetelan FD disetiap gigi. Posisikan FD di gigi 1, RD juga di gigi 1. Kemudian pindahkan RD ke gigi paling berat. Perhatikan apakah rantai bergesekan dengan derailleur cage. Lakukan juga pada gigi 2 dan 3.
posting by dondon
sumber :http://jejaksepeda.wordpress.com

Setting RD (Rear Derailleur) lanjutan....

Mungkin selama ini pernah mengalami gangguan kecil saat lagi asyik bersepeda, yaitu pemindah gigi bagian belakang /RD (Rear Derailluer) tidak berjalan smooth, bunci krecek-krecek, atau pindah gigi sendiri saat kita gowes, pasti tidak nyaman dan mengganggu sekali, bahkan membuat kita was-was takut terjadi kenapa-napa, misal rante bisa putus karena pindah gigiya macet, atau RD patah karena saat dipindah giginya nyangkut. Kali ini saya mau berbagi ilmu cara setting RD untuk beberapa kasus.


Kasus  Pertama.
  1. KASUS : RD belakang bunyi krecek-krecek, pindah gigi tidak smooth, gigi kadang pindah sendiri.
  2. Untuk kasus ini yg perlu di setting adalah kabel baut setelan di Kabel RD (Cable Adjustment Barrel) – Lihat di gambar BAUT KABEL RD no. 1 dan BAUT CABEL Shifter no. 5
  3. Cara setting : Ambil posisi badan lurus dengan ban belakang, incar letak sprocket (set gigi belakang)  dengan rantai atas dan bawah, settingan yg benar dan normal posisi rantai atas dan bawa sejajar, jika tidak sejajar artinya kita harus setting ulang, settingnya cukup memakai BAUT KABEL dekat RD (No.1)  atau BAUT KABEL  pada Shifter Belakang (No.5).
  4. Saat setting BAUT KABEL  no. 1 atau  BAUT KABEL no.5 perlu ketelitian, harus penuh perasaan, gunakan standar ulix (agar posisi ban belakang bisa terangkat) saat setting  sebaiknya sambil memutar crank agar kita bisa tahu pergerakan rante sudah smooth atau belum, intinya setting ini mengarahkan PULLEY yg mengerakkan rantai ke kanan dan ke kiri agar bisa lurus dengan sprocket (rangkain/set gigi belakang).
  5. Lakukan setting sampe dirasa cukup presisi,  test semua pemindahan gigi dari gigi terkecil sampe gigi terbesar, pastikan semua gigi lancar saat naik dan turun tidak ada yg lompat dan meleset, settingan ini hanya merubah ketegangan kabel shifter belakang agar bisa memandu PULLEY meluruskan rante sesuai gigi operan yg kita mau.
  6. Untuk praktek setting pertama kali ada baiknya didampingi teman yg berpengalaman, atau mekanik, tapi modal nekat setting sendiri juga tidak apa2, jangan terlalu takut salah, kalo bingung kan bisa tanya jawab via online di tread/ forum ini he2…

Kasus Kedua
  1. KASUS : Rante suka lepas saat di gigi terbesar atau di gigi terkecil.
  2. Lepasnya rante dari gigi terbesar/terkecil di sebabkan karena settingan BAUT (+) dan BAUT (-) yg kurang pas.
  3. Fungsi BAUT (+) adalah sebagai pembatas/limiter gigi terkecil, kalo terlalu kendor akan menyebabkan PULLEY pengarah rantai melampaui titik/batas terakhir dan rante menjadi lepas dari gigi terkecil, cobalah setting ulang kencangkan/kendorkan BAUT (+) sambil di incar dari arah sejajar ban belakang, pastikan PULLEY  berhenti sejajar dengan gigi terkecil dan rante atas bawah lurus segaris dengan gigi terkecil.
  4. Fungsi BAUT (-) adalah sebagai pembatas/limiter gigi terbesar/teringan,  kalo terlalu kendor akan menyebabkan Pulley pengarah rantai melampai titik/batas terakhir dan rante menjadi lepas dari gigi terbesar , cobalah setting ulang kencangkan/kendorkan BAUT (-) sambil di incar dari arah sejajar ban belakang, pastikan PULLEY  berhenti sejajar dengan gigi terbesar dan rante atas bawah lurus segaris dengan gigi terbesar.

Kasus Ketiga

  1. KASUS : Rante suka pindah gigi sendiri saat lewat jalan makadam, bahkan sampe lepas.
  2. Kasus seperti ini bisa diatasi dengan  cek BAUT (+) dan BAUT (-),  setting ulang dan pastikan benar, baca ulang tulisan di atas (Kasus Kedua)
  3. Kasus ini bisa juga di atasi dengan cara men-setting ulang BAUT no. 4, baut ini berfungsi untuk menyetel ketegangan rante (mirip di motor), kalo rante terlalu kendor (nge-testnya dengan mendorong2  rante bawah ke-arah atas. Kalo dirasa terlalu kendor, kencangkan sedikit BAUT no.4 test dan rasakan sampe dirasa ketengangan  rante dirasa cukup, untuk setting ini perlu perasaan dan kebutuhan, masing2 orang beda!  yg penting jangan terlalu kendor rantainya agar tidak mudah lepas, atau jangan terlalu tegang karena kalo terlalu tegang saat pindah gigi dengan kecepatan tinggi rante bisa putus karena rante tersentak secara tiba2 di posisi tegang.
Nah untuk sobat sepeda yg masih bingung dan mengalami kasus yg belum saya tulis bisa tanyakan langsung, mari kita diskusi dan berbagi ilmu, untuk sekedar jadi catatan, di pasaran banyak sekali model, tipe, merek, dan seri RD, mungkin bentuknya sedikit berbeda tapi intinya fungsi settingan sama. Jadi kalo mau konsultasi dan tanya jawab silahkan share RD merek dan tipe apa, kalo perlu sertain fotonya  (posting di album foto dan share linknya) agar saya mudah membantu mengasih tips dan cara yg simple dan bisa dilakukan sendiri.

Setting RD (Rear Derailleur)

Pada Rear Derailleur terdapat 4 pengontrol yang harus diperhatikan yaitu 3 pengontrol berupa baut, dan 1 pengontrol untuk melakukan penyetelan ketegangan kabel shifter. 3 Pengontrol berupa baut yaitu :
  1. B-tension (angle) adjuster. Merupakan pengontrol berbentuk baut untuk mengatur jarak RD dengan sprocket.
  2. High Gear Maximum Throw/ Limit Stop (pada RD biasanya ditandai dengan huruf H atau Hi). Merupakan pengontrol berbentuk baut yang berguna untuk menjaga jarak maksimum RD pada saat dipindahkan ke gir yang paling berat (gir paling kecil). Bila pengontrol ini tidak dilakukan penyetelan dengan benar, maka RD tidak dapat dipindahkan ke gir paling berat atau rantai akan keluar dari cassette.
  3. Low Gear Maximum Throw/ Limit Stop (ditandai dengan huruf L atau Lo). Kebalikan dari High Gear Maximum Throw, pengontrol ini berguna untuk membatasi pergerakan maksimum RD pada gir yang paling ringan (gir yang paling besar). Bila tidak sesuai, maka RD tidak dapat dipindahkan ke gir paling ringan atau bahkan rantai akan keluar dari gir dan mengenai spokes/ jari-jari sepeda.
High & Low Gear Maximum Throw

Untuk melakukan penyetelan RD, High Gear Maximum diatur agar gir yang paling kecil (gir paling berat) sejajar dengan pulley RD sedangkan pengaturan Low Gear Maximum dilakukan agar pulley RD sejajar dengan gir yang paling besar (gir paling ringan). Kabel shifter disesuaikan ketegangannya agar saat perpindahan gigi menggunakan shifter, posisi gir sejajar dengan pulley pada RD.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan penyetelan RD adalah :
  1. Posisikan RD pada posisi tanpa ada tarikan dari kabel shifter dan sebaiknya tanpa rantai sepeda. Biasanya pada posisi gir paling berat/ kecil, tetapi pada RD tipe rapid rise, posisinya adalah pada gir paling ringan/ besar (panduan penyetelan RD ini selanjutnya menggunakan RD dengan posisi normal pada gir paling berat/ kecil)
  2. Dorong RD ke arah gir paling besar/ ringan. Perhatikan jarak guide pulley dengan gir paling besar tersebut. Kalau bersinggungan berarti jarak RD kurang jauh. Kencangkan b-tension adjuster dengan memutar bautnya kearah kanan. Sebaliknya kalau terlalu jauh, putar b-tension adjuster kearah kiri. Beri jarak kira-kira 5 mm antara guide pulley dengan gir paling besar.
  3. Atur High Gear Maximum Throw sehingga posisi gir paling kecil sejajar dengan guide pulley RD.
  4. Atur Low Gear Maximum Throw sehingga posisi gir paling besar sejajar dengan guide pulley RD. Untuk mengaturnya, dorong RD menggunakan tangan sehingga posisi RD berada pada posisi gir paling besar, atur baut Low Gear Maximum Throw.
  5. Kembalikan posisi RD pada gir paling kecil. Pasang kembali rantai sepeda dan kabel shifter. Atur ketegangan kabel shifter. Jangan terlalu tegang ataupun kendur. Atur ketegangan kabel shifter dengan menggunakan pengontrol kabel shifter pada RD. Ketegangan kabel shifter dapat juga dilakukan melalui pengontrol ketegangan kabel pada shifter, tetapi sebaiknya gunakan pengontrol pada RD terlebih dahulu. Pengontrol ketegangan kabel pada shifter dapat digunakan untuk mengatur pada saat sedang mengendarai sepeda.
  6. Kayuh pedal sepeda dan pindahkan gir satu persatu. Perhatikan apakah setiap pemindahan gir dapat dilakukan dengan baik. Bila menekan shifter untuk memindahkan gir ke yang lebih besar/ lebih ringan tetapi gir tetap berada di posisi sebelumnya, berarti kabel shifter kurang tegang. Atur ketegangannya dengan memutar pengontrol kabel kearah kiri. Tetapi pada saat menekan shifter untuk memindahkan gir ke yang lebih besar/ lebih ringan dengan hasil gir melompat ke arah gir yang lebih besar lagi, berarti kabel shifter terlalu tegang, putar pengontrol kabel ke arah kanan untuk mengendurkan kabel shifter. Perhatikan pula bunyi yang ditimbulkan RD akibat tidak sejajarnya posisi gir dengan pulley RD. Lakukan perpindahan gir dari yang paling berat ke ringan kemudian kembali lagi ke yang paling berat. Pastikan kecepatannya sama saat memindahkan gigi dari berat ke ringan dan dari ringan ke berat.

Selasa, 06 Maret 2012

Bicycle Safety Tips For Adults


posting by dondon

Maximum Braking

Berikut ini adalah video bagaimana cara kita menggunakan Rem secara mendadak.mudahan bermanfaat...


Posting by dondon