"KETIKA PEDAL SUDAH BERPUTAR SUSAH UNTUK BERHENTI"#Jadwal Gowes Maret 2013 : Tanggal 02,12,17,19,21,28 jadwal sewaktu-waktu dapat berubah dan akan di informasikan lewat e-mail groupwise dan SMS #Bagi yang mau gabung ikut gowes syaratnya gampang 1.Punya sepeda 2.punya tenaga 3.bersedia mengikuti rute yang telah di tentukan 4.Safety First (Min pakai Helm,sarung tangan,kacamata) #Ayo hemat BBM dan kurangi polusi with Bike To Work..GO GREEN!!! HOME || ABOUT || JEPRETAN|| VIDEOS || ROUTE || CONTACT || SERBA-SERBI GOWESS || GOWES EVENT

GO GREEN..Save The World with Bike...!!!

Selasa, 27 September 2011

Senin, 26 September 2011

Sejarah B2W/Logo B2W


Rekan-rekan tercinta yang saya hormati,
Mengingat banyak rekan-rekan yang belum dan ingin mengetahui sejarah slogan B2W, berikut ini adalah rangkuman perjalanan ter”PILIH”nya slogan/logo B2W.
Organisasi resmi Pekerja Bersepeda Indonesia, terlahir dari dipercayanya formartur Komunitas Pekerja Bersepeda yang diwakili oleh 3T (Taufik, Toto dan Tekad). Tugasnya tidak lain membentuk organisasi yang lebih formal dengan om Taufik Hidayat sebagai Ketum dan om Toto Sugito sebagai Ketua Harian yang terbentuk dibulan Mai 2005.
Singkat cerita, menjelang akhir tahun 2005 karena ada kepentingan pribadi, om Taufik Hidayat mengundurkan diri sebagai Ketum. Secara aklamasi pada rapat pleno Pengurus ditetapkan om Toto sebagai Ketua Umum, dan Ozy yang tadinya membantu sebagai Penasehat didaulat untuk membantu om Toto sebagai Ketua.
Pelan tapi pasti identitas dalam bentuk keseragaman slogan/logo mulai mencuatkan pemikiran yang lebih matang, kita harus mempunyai keseragaman sikap yang lebih baik.
Pada periode kepengurusan inilah kita mulai merasakan pentingnya suatu simbol komunitas yang baku dan standar. Dari sekian banyak usulan logo yang masuk, akhirnya logo hasil karya om Abby Kahuna yang dipilih untuk menjadi standar. Logo ini pulalah yang didaftarkan hak patennya.
Pembicaraan slogan yang diwujudkan dalam bentuk logo sebenarnya sudah menjadi bahan diskusi dari awal 2005. Diawali dengan ajakan dari pakdhe Momi untuk bergabung dalam komunitas pekerja bersepeda sekaligus membantu untuk membesarkannya. Mulailah terpikir sarana marketing apa yang bisa dilakukan. Jangan dibayangkan keadaanya seperti hari ini ya…, dimana berbagai bentuk merchandise sudah banyak tersedia, mulai dari jersey, kaos, pin, sticker bahkan biketag.
Atas inisiatip pakdhe Momi untuk membuat T-shirt sebagai seragam komunitas, maka saya dibantu oleh rekan yang kebetulan salah satu pendiri Dagado, akhirnya dibuatlah sekitar 160 buah T-shirt dengan dua jenis logo yang berbeda, kenapa tidak standar dan berbeda pula???
Kenyataannya diawal 2005 kala itu, kita memang belum mempunya logo yang standar. Jangankan logo, slogan yang di-usung-pun belum seragam. Akhirnya dari beragam macam usulan yang dibahas kesepakatan mengerucut pada 2 pilihan yakni “bike-to-Go” dan “bike-to-Work” dan pilihan inilah akhirnya menjadi disain pada T-shirt yang dibuat (lihat gambar terlampir).
Dalam pembahasan mengenai slogan ini sempat mencuat karena muncul pemikiran bagaimana dengan b2school, b2campus atau rekan2 pekerja yang sudah terlebih dahulu menggunakan sepeda untuk hidup, bike-for-work (b4w).
Kenapa tidak pakai terminologi yang lebih generik seperti bike-to-Go agar bisa mewakili keseluruhan pengguna sepeda.
Dari hasil browsing di internet, serta pengalaman pribadi dari beberapa rekan yang kebetulan sempat menghirup udara segar ketika tinggal di negeri keju. Akhirnya di “PILIH” dan di”SEPAKATI” untuk menggunakan terminologi “bike-to-work” . Hal ini dilakukan semata-mata hanya sebagai PILIHAN mengingat B2W memang sudah menjadi jargon yang lebih dikenal sehingga lebih memudahkan dalam mengkampanyekannya.
Memang untuk memudahkan pengertian makna “work” dalam kalimat singkat bike-to-work, disepakati bahwa makna “work” bisa diartikan seluas-luasnya termasuk “work” ke sekolah, kampus, atau apa saja.
Lalu salahkah kita kalau kita hendak mempromosikan B2S atau B2C, jelas tidak …!!!, karena diluar sana program ini juga sudah mulai digalakkan kepada masyarakat. Lalu kenapa kita tidak mulai memasyarakatkan dari sekarang. Sekali lagi ini adalah masalah strategi yang kita pilih dan sepakati, mengingat kita B2S dan B2C membutuhkan pemikiran yang lebih matang dan bertanggung jawab. Jelaslah mengapa komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia, secara sadar dan sistematis memang memilih slogan “Bike-to-Work” .
Lalu, kenapa kita tidak mengikuti saja strategi yang ada dinegara maju? Perlu diketahui, tidak seperti kebanyakan negara-negara yang sudah sukses menerapkan program berSepeda sebagai sarana transportasi dengan membangun infrastruktur bersepeda yang memadai, sehingga bersepeda menjadi aman dan nyaman. Dimana negara-negara tersebut membangun infrastruktur bersepeda dengan inisiatif dan dukungan kuat dari pemerintahnya.
Katakanlah seperti Belanda yang akibat dari krisis BBM sekitar 40-50 tahun yang lalu, lalu pemerintah Belanda akhirnya mengeluarkan undang-undang serta peraturan terkait agar orang mau untuk menggunakanan sepeda sebagai sarana transportasi, dibarengi dengan dibangunnya sarana dan prasarana untuk berSepeda yang aman dan nyaman.
Demikian juga demikian kota Bogota, akibat dari kemacetan yang demikian parahnya, akhirnya pemerintah kota Bogota berinisiatif merubahnya dengan menggalakan sarana angkutan umum dan bersepeda yang nyaman dan aman.
Satu hal yang perlu dipahami, sekalipun kegiatan kampanye terkesan banyak menggarap masyarakat di level eksekutif, ini hanyalah strategi taktis untuk mempercepat program getok-tular. Diharapkan keterlibatan mereka akan memudahkan bagi karyawan dibawahnya mendapat dukung baik moril maupun prasarana parkir sepeda dan kamar mandi. Jadi jelas strategi yang kita pilih untuk menggalakan program B2W ini tidak membatasi siapa saja yang bisa terlibat, baik itu pekerja kantoran, pekerja pertokoan, pengusaha, buruh, pelajar, mahasiswa dan sebagainya.
Hal ini penting untuk dimengerti agar kita semua berusaha terus meningkatkan value dari komunitas B2W itu sendiri dalam satu kebersamaan, dan terbukti berhasil dengan mulai “melek”nya pejabat mulai dari level menteri hingga pemkot/pemda maupun dari level CEO hingga karywan biasa untuk melakukan aktivitas bersepeda ke tempat kerja. Bahkan tidak sedikit mahasiswa/mahasiswi serta adik-adik yang masih dibangku sekolah
berpartisipasi aktif dalam progam B2W ini.
Dengan semakin diakuinya eksistensi B2W-Indonesia, semakin besar fungsi tawar kita dan semakin cepat pula kemungkinan akan terwujudnya cita-cita yang kita canangkan, yakni terciptanya JALUR SEPEDA yang nyaman dan aman.
Jika impian di atas sudah menjadi kenyataan, barulah kita mulai berkampanye untuk B2S dan B2C seperti yang saat ini tengah digaungkan oleh negara-negara yang sudah beberapa langkah didepan kita. Namun untuk saat ini, saya menghimbau kepada rekan-rekan semua agar untuk bersabar, jika saatnya sudah tepat mari kembangkan program B2S dan B2C.
Semua yang kita lakukan seyogyanya adalah suatu pilihan, bukan masalah mana yang benar atau yang salah, jika dalam perjalanannya dirasa ada yang lebih efektif dan optimal, mari kita diskusikan secara bijaksana dan sepakati yang terbaik.
Semoga penjelasan singkat ini bisa memberi kejelasan kepada kita semua, agar kita bisa tetap bersatu dalam menggapai cita-cita dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dengan berSepeda. Apalagi sich yang bisa kita tinggalkan untuk generasi muda mendatang dari negeri tercinta Indonesia ini …

Artikel ini saya kutip dari tulisan Om Ozy


posting by dondon

Kamis, 22 September 2011

B2W Day - CFD kota bontang

B2W Day di peringati pada tanggal 23 September 2011,dengan  Thema "BERSEPEDA UNTUK NEGERI".
Dan dikota bontang sendiri di peringati pada tanggal 25 September 2011 bertepatan CFD (Car Free Day) kota bontang,berikut pengumuman acara yang diadakan oleh Komunitas sepeda PET Bontang,


Ayo Bersepeda untuk melestarikan Alam kita ini agar tetap hijau
Go Green....!!!!!
 Posting by dondon

Kamis, 15 September 2011

Jenis sepeda2 gunung

MARI GUNAKAN SEPEDA BEBASKAN DUNIA DARI POLUSI
GO GREEN..!!!

Pada dasarnya terdapat lima jenis sepeda gunung atau MTB: cross country, trail, downhill, freeride dan dirt jump. Tiap jenis dirancang untuk medan yang berbeda.

Tiap-tiap jenis sepeda memiliki manfaat dan kerugiannya masing-masing. Saat memilih sepeda gunung (MTB), ketahui dimana Anda akan mengendarainya dan jenis rintangan apa yang akan Anda hadapi.

1. Cross country


Sepeda ini juga dikenal dengan sebutan XC. Sepeda ini dirancang untuk jalur off-road dengan rintangan minim hingga menengah. Sepeda ini dibagi menjadi dua yakni, hardtail mountain bike yang suspensinya hanya berada di depan dan full-suspension mountain bike (fulsus) yang meiliki dua suspensi, depan dan belakang.

Menggunakan hardtail mountain bike, Anda bisa memiliki teknik mengayuh yang baik tanpa perasaan seperti memental. Sepeda ini jauh lebih awet dibanding full-suspension mountain bike dan tak terlalu menuntut perawatan.

Pada full-suspension mountain bike, suspensi depan dan belakang terintegrasi pada rangka sepeda. Sepeda ini jauh lebih nyaman dikendarai dibanding hardtail mountain bike. Di beberapa sepeda, suspensi belakangnya (dan juga depan) bisa dimatikan atau tidak berfungsi.

2. Trail


Sepeda ini pada dasarnya merupakan modifikasi cross country namun menggunakan sistem suspensi yang lebih halus untuk mengatasi rintangan yang lebih sulit dan lebih teknis.

Kekurangannya, kayuhan sepeda ini butuh sedikit usaha yang lebih dari pengendaranya akibat meningkatnya suspensi. Tapi saat ini sudah ada teknologi suspensi belakang dan depan yang bisa dimatikan jika tak dibutuhkan.

3. Downhill


Sepeda ini dirancang untuk menuruni bukit. Sepeda ini dibuat seringan mungkin sehingga cocok untuk balapan turun. Karena sepeda ini dirancang untuk menuruni bukit, hal ini membuat sepeda ini sulit menaiki bukit.

4. Freeride


Sepeda ini mirip sepeda downhill namun dirancang agar lebih mudah untuk dikayuh. Sepeda ini merupakan perpaduan cross country dan downhill. Namun, sepeda ini tak akan bekerja sebaik kedua sepeda tersebut jika Anda menginginkan fitur tertentu.

5. Dirt Jump (DJ)


Sepeda ini digunakan untuk melompat, dikendarai di jalan dan balap slalom. Beberapa orang menganggap sepeda ini merupakan versi besar BMX yang memiliki suspensi depan. Sepeda ini dirancang agar kuat menahan beban saat melompat.


Posting by dondon

Jumat, 09 September 2011

BGC on the Bontang post

BGC akhirnya terexpose di mediaa melalui koran harin bonntang yaitu BONTANG POST. Pada hari kamis tanggal 08 september 2010 tepatnya setelah kita mengadakan touring dan pada saat moment kuliner,tak di sangka ada wartawan dari koran harian bontang post yang mau meliput Bravo Gowes Community. Sebagai Ketua BGC pak BSD melayani beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh wartawan tersebut,dan di akhiri denga berfoto bersama.Alhamdulilah mungkin melalui media bontang post tim gowes ini mulai di ketahui masyarakat bontang.Mudah-mudahan suatu saat nanti ketemu sama wartawan KALTIM POST atau TVONE,hehehe,,,

ini dia penampakan BGC di BONTANG POST



post by dondon

Kamis, 08 September 2011

Tour de Tacin + Bubis

Rutenya mantaaps...kulinernya juga mantaaps......ups ternyata ada bontang post yang mau meliput.
berikut hasil jepretan tim dokumentasi Gowes Bravo Community ,,cekidooottt...

pose bareng

Om junus plus om edo

menuju bukit teletubies

captain budi san




hati-hati terperosok pak BSD

om chris lagi jepret
photo2 selanjutnya klik read more dibawah ini...oke om!!

video Tour de Tacin + Bubis







uploaded by dondon

Rabu, 07 September 2011

Sabtu, 03 September 2011

Jumat, 02 September 2011